MUHAMMAD NUR REZKI

Sabtu, 25 Mei 2013

SEL TUMBUHAN

Sel Tumbuhan dan Fungsinya
Sitoplasma : berupa cairan kental yang terdiri dari zat anorganik dan zat organik. berfungsi sebagai tempat pertukaran zat dan tempat berlangsungnya reaksi kimia dan kegiatan dalam sel.
Nukleus: berupa materi kecil padat terbungkus membran dan terdapat di dalam sitoplasma. berfungsi sebagai pusat kendali semua kegiatan sel.
Kromosom: sebagai pembawa sifat keturunan berbentuk benang-benang halus.
Nukleolus: bulatan di dalam inti dan mengandung bahan kimia.
Dinding Sel: terbentuk dari selulosa. berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel serta memberi bentuk pada sel.
Mitokondria: merupakan pabrik tenaga yang menghasilkan energi untuk mempertahankan kehidupan sel.
Kloroplas: mempunyai pigmen hijau yang disebut klorofil. Klorofil menyerap cahaya matahari dan digunakan dalam proses fotosintesis.
Vakuola: sebagai tempat penyimpanan makanan.
Membran Sel: berupa selaput tipis yang membungkus sitoplasma. Berfungsi untuk mengatur keluar-masuknya zat cair pada sel.

Rabu, 22 Mei 2013

HUJAN ASAM


HUJAN ASAM

            Air hujan normal kadar keasamannya antara pH 5,6-5,0. Keasaman dihasilkan ketika karbondioksida dan materi alami lainnya terurai dalam uap air yang bercampur di udara berbentuk asam lemah. Pada dasarnya hujan asam disebabkan oleh 2 polutan di udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan Nitrogen oxides (NOx) keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Belerang (sulfur) merupakan pengotor dalam bahan fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Asam-asam tersebut berasal dari prekusor hujan asam dari kegiatan manusia seperti emisi pembakaran batubara, mintak bumi, dan emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekusor, hujan asamnya melalui reaksi katalis dan photokimia.
            Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan basah. Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam udara. Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hijan. Hal ini terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air dan awan. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut dalam air hujan dan turun ke bumi.
            Bukti tejadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub,. Turunnya kadar pH sejak dimulainya revolusi industri dari pH 6 memjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila melihat ke masing-masing lapisan tersebut. Hujan asam sebenarnya dapat mencegah global warming. gas buang seperti SO2 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari keluar atmosfer bumi, sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi. Efek samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan yang lebih parah dibandingkan global warming. Beberapa dampak hujan asam antara lain: kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia.
            Usaha untuk mengendalikan deposisi ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemar saat terjadinya pembakaran, penghematan energi, penambahan zat kapur, melakukan reboisasi, dan mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, dan Reduce).






NAMA        : MUHAMMAD NUR REZKI
NIM            : 121810301060

Senin, 20 Mei 2013

IDENTITAS NASIONAL





 




MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IDENTITAS NASIONAL


Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendididkan Kewarganegraan 08
Muhammad Nur Rezki
NIM 121810301060
Pendidikan Kewarganegaraan 08


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I     PENDAHULUAN
            1.1       Latar Belakang...................................................................................
1.2       Rumusan Masalah..............................................................................
1.3       Tujuan dan Manfaat...........................................................................
BAB II    PEMBAHASAN
            2.1       Hakekat Bangsa dan Bernegara.........................................................
2.2       Pengertian Identitas Nasional ............................................................
2.3       Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran Identitas Nasional ..........
2.4       Hubungan  Globalisasi dengan Identitas Nasional.............................
2.5       Peranan Pancasila sebagai Identitas Nasional....................................
BAB III   PENUTUP
3.1       Kesimpulan .......................................................................................
                  3.2       Saran...................................................................................................








PRAKATA
            Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Penulis membuat makalah ini dari kumpulan buku, karya dosen, dan internet sebagai pedoman membuat makalah.
             Pendidikan Kewarganegaraan masih sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap Bangsa Indonesia dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara
            Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, mahasiswa, dan Universitas Jember yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi membantu dalam pengembangan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.



                                                                                               Jember, 04 Maret 2013


                                                                                              

                                                                                               Penulis,



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
            Pada hakekatnya manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia memerlukan bantuan dari orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Dalam berinteraksi manusia secara tidak langsung akan membentuk kelompok. Kelompok tersebut akan membuat suatu organisasi yang bertujuan mengatur dan mencapai impian dari kelompok tersebut. Pada akhirnya manusia akan membentuk suatu organisasi hidup yang sangat besar yaitu negara.
            Ratusan negara yang ada di dunia ini pada dasarnya memiliki ciri tertentu. Misalnya: suku, budaya, bahasa, sifat, ciri-ciri tubuh, dll. Perbedaan ciri-ciri dari setiap negara yang sering juga diistilahkan dengan identitas nasional. Dengan adanya identitas nasional negara atau bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau negara yang lebih populer dengan istilah kepribadian suatu bangsa.
            Makalah ini dibuat agar masyarakat Indonesia lebih memahami tentang identitas nasional suatu negara atau bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hakekat bangsa dan negara?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
1.2.3 Faktor-faktor apa saja yang mendukung kelahiran identitas nasional?
1.2.4 Bagaimana hubungan antara globalisasi dengan identitas nasional?
1.2.5 Apa peranan Pancasila?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Dapat mengetahui hakekat bangsa dan negara
1.3.2 Dapat mengkaji makna identitas nasional
1.3.3 Dapat mengetahui faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
         nasional.
1.3.4 Dapat mengetahui hubungan antara globalisasi dengan identitas nasional
1.3.5 Dapat mengetahui peranan Pancasila sebagai identitas nasional


BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Bangsa dan Negara
         Konsep Bangsa memiliki 2 pengertian yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis-antropologis dan bangsa dalam pengertian politis. Bangsa dalam pengertian sosiologis-antropologis adalh persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri, masing-masing persekutuan tersebut merasa satu kesatuan ras, budaya, keyakinan, bahasa, dan lain-lain. Sedangkan pengertian bangsa dalam politis adalah suatu masyrakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam sehingga mereka dekat dengan kekuatan politik yaitu negara.
         Menurut kamus besar bahasa Indonesia negara mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Negara adalah organisasi di dalam suatu wilayah yang memepunyai kekuasaan
    tertinggi yang syah dan ditaati oleh masyarakat.
2. Negara adalah kelompok sosial yang mendudukiwilayah suatu daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, dan berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya (Rahman, 2008).
2.2 Pengertian Identitas Nasional
            Identitas nasional pada hakekatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri yang khas dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa-bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
            Istilah identitas nasional dapat diartikan dengan identitas kebangsaan secara etimologis. Identitas nasional berasal dari kata bahasa Inggris identity yang berarti ciri atau jati diri, dan nation yang berarti bangsa (Rahman, 2008).
            Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta dari karakter bangsa tersebut (Kaelan dan Zubaidi, 2010:43).
            Identitas nasional dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Setiap warganegara memiliki kebiasaan dalam melakukan interaksi. Kebiasaan itulah yang membedakan seseorang dengan orang lain.  Sama halnya dengan setiap bangsa yang memiliki kebudayaan, bahasa, suku, dll. Bahkan ciri suatu bangsa juga bisa dilihat dari keberadaan buah yang diproduksi karena setiap negara memiliki buah yang khas. Sebagaimana kita ketahui dua bangsa besar yaitu Amerika Serikat memiliki identitas nasional dengan pertahanan terkuat di dunia dan Rusia memiliki identitas dengan para ilmuan mereka yang terkenal. Bangsa Indonesia sendiri memiliki idenitas nasional sebagai negara agraris.
2.3 Faktor-faktor yang Mendukung Kelahiran Identitas Nasional
            Sifat, ciri-ciri khas, serta keunikan diri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional. Faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
    dimiliki bangsa Indonesia (Kaelan dan Zubaidi, 2010).
            Indonesia negara berbentuk kepulauan dan beriklim tropis diapit oleh dua benua dan dua samudra dan terletak dipersimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara, kondisi geografis-ekologis tersebut ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa Indonesia. Faktor historis yang dimiliki bangsa Indonesia juga mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia serta identitasnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa dan negara beserta identitas bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
            Robert de Ventos, mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional hasil dari interaksi historis antara empat faktor penting. Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Faktor kedua, meliputi pembanguna komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara. Faktor ketiga, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominaasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah lama nerkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari jajahan bangsa lain (Suryo, 2002).
2.4 Hubungan Globalisasi dengan Identitas Nasional
            Era Globalisasi merupakan zaman perdagangan dan interaksi sosial yang tak terbatasi oleh ruang lingkup dan waktu. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Globalisasi sangat lah berpengaruh pada identitas nasional setiap bangsa karena budaya, bahasa, suku, ras, dan interaksi dengan warga asing dapat dengan mudah masuk dan mengubah identitas nasional. Misalnya: Budaya, pakaian, gaya, film, dan bahasa Korea telah merasuki pikiran warganegara Indonesia. Secara tidak langsung hal tersebut akan mengubah kepribadian setiap individu. Perubahan kepribadian individu itu akan juga mempengaruhi identitas nasional. Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakn kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas buadaya globalisasi (Kaelan dan Zubaidi, 2010).
2.5  Peranan Pancasila sebaga Identitas Nasional
            Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Inonesia sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya  senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia   lain. Jadi filsafat pancasila bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan melalui fase historis yang cukup panjang. Kepribadian, jati diri, serta identitas nasional Indonesia yang terumuskan dalam filsafat pancasila harus dipahami. Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “panitia”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Sebelum secara formal yuridis dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebuttidak lain adalah dari bangsa Indonesia itu sendiri (Kaelan dan Zubaidi, 2010).

















BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
         Pengertian bangsa dalam politis adalah suatu masyrakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam sehingga mereka dekat dengan kekuatan politik yaitu negara. Negara adalah organisasi di dalam suatu wilayah yang memepunyai kekuasaan tertinggi yang syah dan ditaati oleh masyarakat.
            Identitas nasional pada hakekatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri yang khas dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa-bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya. Adapun faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
    dimiliki bangsa Indonesia
            Globalisasi sangat lah berpengaruh pada identitas nasional setiap bangsa karena budaya, bahasa, suku, ras, dan interaksi dengan warga asing dapat dengan mudah masuk dan mengubah identitas nasional.
            Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Inonesia sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
3.2 Saran
            Bagi kita semua bangsa persatuan dan kesatuan merupakannhal yang sangat penting, sehingga perbedaan dalam kebhinekaan yang ada dalam masyarakat tidaklah menjadi penghalang bagi terwujudnya bangsa yang dapat bersatu padu dan bergandengan tangan mencapai cita-cita nasional. Oleh karena itu perlu kita tanaman cinta bangsa dan tanah air. sebagai gaenerasi penerus bangsa, sudah kewajiban kita untuk menjaga identitas nasional Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA
Kaelan. 2002. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa. Yogyakarta:             Paradigma.
Kaelan. & Zubaidi, Achmad. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan untuk   Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
Rahman, A. Rasyid. 2008. Halaman Pengesahan Laporan Modul Pembelajaran                Program Transformasi dari Teaching ke Learning Universitas                                Hasanuddin. Makassar: UNHAS.
Suryo, Joko. 2002. Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas             Pengembangan Wawasan tentang Civic Education. Yogyakarta: LP3         UMY.